Rabu, 13 Februari 2013

Banjir dan Ekonomi

            Banjir yang melanda Jakarta awal tahun 2013 ini merupakan suatu musibah yang sama sekali tidak kita harapkan. Banyak sekali kerugian yang didapat karena adanya musibah ini terutama kerugian ekonomi yang diderita perusahaan-perusahaan disana.  Banjir membuat aktifitas ekonomi lumpuh total, terganggunya distribusi barang dan aktifitas logistik, tersendatnya proses produksi, tersendatnya transaksi keuangan, kerusakan infrastruktur dan aktifitas kantor yang tidak berjalan akibat karyawan yang tidak masuk, bisa dibayangkan berapa kerugian yang akhirnya mereka harus relakan. Tidak hanya perusahaan yang mendapat kerugian kalangan biasa pun serupa. Rumah mereka terendam banjir dan membuat barang-barang mereka rusak karna terkena air selama beberapa hari.
            Tapi disisi lain peristiwa ini merupakan suatu keuntungan besar untuk para pemulung. Mengapa demikian? Karna berfungsinya gerobak yang mereka miliki untuk menghasilkan keuangan yang lebih. Misalkan saja banyak pengendara motor yang tak ingin motornya mengalami kemogokan sehingga mereka lebih mau menyewa gerobak untuk dapat menyebrangi kendaraannya agar tidak terkena banjir, harga yang dipatokpun tidak main-main, sekali menyebrang bisa mencapai Rp. 20.000 hingga Rp. 50.000 yang didapat. Begitu pula dengan ditemukannya barang-barang yang hanyut oleh pemulung, ini merupakan suatu keuntungan ditengah-tengah bencana untuk mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar