Banjir yang melanda Jakarta awal
tahun 2013 ini merupakan suatu musibah yang sama sekali tidak kita harapkan.
Banyak sekali kerugian yang didapat karena adanya musibah ini terutama kerugian
ekonomi yang diderita perusahaan-perusahaan disana. Banjir membuat aktifitas ekonomi lumpuh
total, terganggunya distribusi barang dan aktifitas logistik, tersendatnya
proses produksi, tersendatnya transaksi keuangan, kerusakan infrastruktur dan
aktifitas kantor yang tidak berjalan akibat karyawan yang tidak masuk, bisa
dibayangkan berapa kerugian yang akhirnya mereka harus relakan. Tidak hanya
perusahaan yang mendapat kerugian kalangan biasa pun serupa. Rumah mereka
terendam banjir dan membuat barang-barang mereka rusak karna terkena air selama
beberapa hari.
Tapi disisi lain peristiwa ini
merupakan suatu keuntungan besar untuk para pemulung. Mengapa demikian? Karna
berfungsinya gerobak yang mereka miliki untuk menghasilkan keuangan yang lebih.
Misalkan saja banyak pengendara motor yang tak ingin motornya mengalami
kemogokan sehingga mereka lebih mau menyewa gerobak untuk dapat menyebrangi
kendaraannya agar tidak terkena banjir, harga yang dipatokpun tidak main-main,
sekali menyebrang bisa mencapai Rp. 20.000 hingga Rp. 50.000 yang didapat.
Begitu pula dengan ditemukannya barang-barang yang hanyut oleh pemulung, ini
merupakan suatu keuntungan ditengah-tengah bencana untuk mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar