Rabu, 13 Februari 2013

Masalah pada Mobil Listrik


            Banyak teknologi-teknologi yang sekarang sedang marak di Indonesia. Salah satunya adalah mobil listrik yang menyita perhatian masyarakat dan membuat berbagai pandangan yang timbul untuk hal baru ini. Mulai dari pandangan yang positif dan mungkin ada yang negative. Disini mungkin bisa mengaji sedikit mengenai mobil listrik yang baru ini. Disini juga akan menggambarkan penggunaan baterai pada mobil listrik dengan perbandingan biayanya. Misalnya saja antara baterai timbal-asam dengan baterai NiMH. Biaya dari baterai NiMH saat ini adalah 10 sampai 15 kali lebih besar daripada baterai timbale-asam. Dengan kata lain, sebuah baterai NiMH akan menelan biaya $ 20.000 sampai $ 30.000 (hari ini) bukan $ 2.000..
   
            Hampir setiap mobil listrik memiliki satu baterai lainnya.Yakni baterai timbal-asam 12-volt yang normal. Baterai 12-volt menyediakan daya untuk aksesoris - hal-hal lain seperti lampu, radio, kipas angin, komputer, kantong udara, wiper, power window dan instrumen lain dalam mobil. Karena semua perangkat sudah tersedia dan standar di 12 volt, maka masuk akal bila di lihat dari sudut pandang ekonomi  untuk menggunakannya pada mobil listrik.

   
        Oleh karena itu, sebuah mobil listrik memiliki baterai timbal-asam 12-volt yang normal untuk catu daya semua aksesoris. Untuk menjaga baterai tetap terisi, mobil listrik membutuhkan konverter DC-to-DC. Konverter ini mengambil daya DC dari array baterai utama ( misalnya, 300 volt DC) dan mengkonversi ke 12 volt untuk mengisi ulang baterai aksesori. Ketika mobil menyala, aksesoris mendapatkan catu daya mereka dari konverter DC-to-DC. Saat mobil dimatikan, mereka mendapatkan daya mereka dari baterai 12-volt seperti di kendaraan bertenagabensin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar