Mungkin
sekarang kita sudah mulai mendengar adanya mobil listrik di industri otomotif.
Salah satunya yaitu Tucuxi, ini merupakan salah satu mobil listrik karya anak
bangsa. Mobil ini dirancang mewah dan sangat didukung oleh mentri BUMN.
Pembuatan mobil ini merupakan bagian dari industri strategis tuturnya. Ini
merupakan salah satu cara untuk Indonesia dapat mengurangi penggunaan bahan
bakar minyak yang sudah semakin langka dan menipis. Industri ini juga memiliki
prospek yang sangat baik ditengah isu semakin populernya kendaraan hemat
energy, ramah lingkungan dan zero emisi.
Ketika
anda melihat masalah yang terkait dengan baterai. Anda mendapatkan perspektif yang berbeda pada
bensin. Dua galon bensin, yang beratnya £ 15, dengan
biaya $ 3,00 dan memakan waktu 30 detik untuk
menuangkannya ke dalam tangki, setara dengan 1.000
pon baterai timbal-asam dengan biaya $ 2.000 dan mengambil
waktu empat jam untuk mengisi ulang untuk jarak tempuh 320-480
kilometer. Harga baterai bisa saja jtuh bangun karena mereka menjadi
mainstream, sehingga selama beberapa tahun kedepan ada kemungkinan bahwa NiMH
dan baterai lithium-ion akan menjadi kompetitif dengan harga baterai
timbale-asam. Mobil listrik akan memiliki jangkauan signifikan lebih baik pada
saat itu.
Terkait dengan mengapa
ada begitu banyak penggunaan sel bahan bakar saat ini ketimbang
teknologi baterai. Dibandingkan dengan baterai, sel bahan
bakar akan lebih kecil, lebih ringan dan langsung diisi
ulang. Ketika didukung oleh hidrogen murni, sel bahan
bakar tidak memiliki masalah dengan lingkungan yang
terkait dengan bensin. Hal ini sangat
memungkinkan bahwa mobil-mobil listrik masa depan
akan mendapatkan listriknya dari sel bahan
bakar. Masih banyak penelitian dan pengembangan yang
akan terjadi, namun sel bahan bakar yang lebih murah dapat
diandalkan untuk mendukung mobil listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar